Menurut teori astronot kuno, kehidupan ekstraterestrial yang maju (disebut astronot kuno ataualien kuno) telah mengunjungi bumi dan kontak antara manusia kuno dengan alien memberikan pengaruh terhadap perkembangan budaya, teknologi dan agama manusia. Beberapa teori menyatakan bahwa dewa dari hampir seluruh agama adalah makhluk ekstraterestrial.
Teori-teori astronot kuno dipopulerkan pada akhir abad ke-20 oleh Erich von Däniken, Zecharia Sitchindan Robert K.G. Temple. Teori astronot kuno banyak digunakan dalam fiksi ilmiah. Teori ini tidak memperoleh dukungan dari komunitas ilmu pengetahuan, dan hanya memperoleh sedikit atau sama sekali tidak ada perhatian dalam penilaian sejawat jurnal-jurnal ilmiah. Ide mengenai ini sudah lama disuarakan oleh para penggila teori konspirasi. Mereka percaya bahwa kebudayaan, teknologi dan pengetahuan manusia didapat dari para astronot kuno (alien yg datang berkunjung ke bumi jauh sebelum manusia dapat membangun peradaban) Contoh teknologi yg dikatakan merupakan hasil ajaran dari alien adalah Piramida di Mesir, Piramida di Amerika Latin dsb. Zecharia Sitchin, lahir di russia kira2x tahun 1920an.
Diseluruh dunia banyak ditemukan artifak dan situs-situs kuno yang mengindikasikan akan kehadiran para astronot kuno yang datang ke Bumi dari peradaban cerdas di bintang lain. di Val Cominica, Italia terdapat lukisan kuno berusia lebih dari 7000 tahun yang menggambarkan sosok-sosok manusia ber-helm layaknya astronot lengkap dengan seragam luar angkasanya. Gambaran serupa juga bisa ditemukan di sekitar gurun Sahara. Suku Aborigin kuno di Australia juga meninggalkan gambaran-gambaran semacam ini. Di situs purbakala Tiahuanaco, Bolivia dan Mahenjo Darro, India terdapat pula ukuran yang disebut sebagai “Para Dewa Langit” yang bentuknya menyerupai sosok Dogu.
Legenda-legenda kuno diseluruh dunia, seperti fragmen epik kepahlawanan Gilgamesh dan Oannes juga menceritakan kehadiran makhluk-makhluk cerdas dari peradaban jauh. Kebanyakan substansi ceritanya hampir sama yaitu mengenai kedatangan para “Dewa” dari luar angkasa dengan menunggangi kendaraan perangnya, bersosialisasi dan mengajarkan banyak ilmu pengetahuan seperti Astronomi, Arsitektur, dsb kepada makhluk-makluk primitif penghuni bumi. Banyak kemiripan antara suku purba Jomon kuno di Jepang dengan suku Dogon di Mali. Mereka sama-sama memiliki kisah turun temurun akan kehadiran Astronot Kuno dan mereka sama-sama memiliki figur yang menggambarkan sosok makhluk tersebut. Para penganut teori Astronot kuno meyakini kata Dogu pada ukiran milik suku Jomon memiliki makna yang sama dengan Dogon. Keduanya mungkin memiliki arti yang sama namun beda dalam penulisan dan pelafalan.
Hipotesa yang lebih berani mengatakan bahwa kata tersebut merupakan nama dari peradaban makhluk cerdas yang mengunjungi mereka pada masa silam. Sebuah cerita kuno bangsa Maya pernah menyebutkan bahwa 10000 tahun yg silam bangsa ini pernah mencapai kemajuan peradaban yg tiada bandingannya. Meski para ahli sendiri masih memperdebatkan keabsahan kalimat 10000 tahun yg dimaksud oleh bangsa Maya ini, apakah sekedar kalimat dongeng atau memang berdasarkan ingatan sejarah mereka. Sayangnya banyak sekali catatan kuno ini yg musnah terbakar, dan hanya tertinggal 3 naskah kuno peninggalan bangsa Maya yg masih tersisa hingga kini. Dan buku-buku itu disebut sesuai dengan nama tempat mereka disimpan yakni Dresdensis Codex, Paris Codex dan Madrid Codex.
Menurut cerita kuno tersebut asal mula dewa para bangsa maya adalah dari bintang-bintang yang mengadakan hubungan dengan bumi. Terlebih lagi di situs peninggalan bangsa Maya di Palenque diketemukan bukti-bukti relief mengenai Raja Pakal yg terlihat seperti seorang astronot yg sedang mengendarai kendaraan (roket luar angkasa). Lagi - lagi kebenaran interpretasi gambar ini masih diperdebatkan. Namun para penggila teori konspirasi memasukkan bukti bukti relief ini sebagai wujud keberadaan kontak mahluk asing (alien) dgn penghuni bumi pada jaman kuno. Terlebih lagi mereka mendasari argumennya dari cerita kuno bangsa maya mengenai dewa-dewa mereka yg berasal dari bintang dan mengadakan kontak dengan bumi.
Terlepas dari benar tidaknya teori ini, tergantung kita juga yang menilai semua dari sudut pandang yang berbeda.
(dari berbagai sumber).