Pendapat Stephen Hawking

Melihat Stephen Hawking, orang pun tak akan habis pikir, bagaimana sosok yang dari sejak usia 21 tahun sudah menderita penyakit Lou Gehrig, atau amyotrophic lateral sclerosis, yang membuat otot jadi melemah, lumpuh, dan kehilangan kemampuan berbicara, bisa punya kemampuan pikir luar biasa, visi ke depan amat jauh, serta daya imajinasi yang sulit dicari bandingannya. Sehari-hari Hawking menggunakan kursi roda yang dilengkapi komputer dan satu pembangkit (synthesizer) suara. Dengan memberi tekanan melalui ujung jarinya ke satu alat berukuran kecil, Hawking bisa memilih kata-kata di layar komputer, dan menggabungkannya menjadi kalimat yang diteruskan ke pembangkit suara. Ahli fisika dari Universitas Cambridge ini saat berada di Kota Mumbai awal Januari 2001, untuk berbicara dalam Konferensi “Strings 2001” menyebutkan, bahwa kehidupan di Tata-Surya lain bisa lebih primitif, atau sebaliknya jauh lebih maju dibandingkan kehidupan di Bumi. “Jika kehidupan memang sudah berkembang di tatasurya lain, kecil kemungkinan untuk menangkapnya dengan tingkat manusia yang ada sekarang ini,” katanya. “Ketika kita mengeksplorasi galaksi, kita mungkin menemukan kehidupan primitif, tetapi bukan kehidupan seperti kita,” tambahnya. Hawking berkeyakinan, bahwa kecil kemungkinan ada ras lebih maju dibanding manusia di planet lain. “Kalau memang ada ras seperti itu, mengapa mereka tidak menyebar ke galaksi-galaksi dan mengunjungi kita?,” tanyanya. Ia lalu juga menambahkan, “Saya ragu mereka akan penuh pertimbangan terhadap bentuk kehidupan yang lebih rendah.” Bicara soal eksplorasi antariksa, Hawking meramalkan, “Bila kita tidak menghancurkan diri kita sendiri, maka dalam 100 tahun mendatang, kita akan menyebar ke luar, ke planet planet di Tata Surya, dan lalu ke bintang-bintang dekat.” Untuk itu, tambah penyusun buku “Riwayat Singkat Sang Kala (A Brief History of Time) yang sudah terjual sedikitnya 30 juta kopi dan diterjemahkan dalam 33 bahasa ini, manusia harus memperbaiki kemampuan mental dan fisiknya agar siap menghadapi tantangan perjalanan ruang angkasa. Hawking dalam kuliah umumnya mengenai “Space and Time Warps” pernah menyinggung sedikit tentang UFO. Menurutnya, tentu saja, ada orang yang menyatakan bahwa kita sudah dikunjungi oleh tamu dari masa depan. Mereka mengatakan bahwa UFO datang dari masa depan, dan pemerintah telah melakukan konspirasi besar-besaran untuk merahasiakannya, dan menyimpan segala ilmu pengetahuan yang dibawakan oleh tamu-tamu ini untuk mereka sendiri. Apa yang dapat saya katakan, apabila pemerintah menyembunyikan sesuatu, mereka telah melakukan suatu pekerjaan yang luar biasa dengan menyaring informasi yang amat berguna yang diperoleh dari para aliens. Saya sangat skeptis terhadap teori konspirasi, dan lebih percaya kepada teori keterbukaan. Laporan akan penampakan UFO tidak dapat semuanya disebabkan oleh extra-terrestrial (dari luar bumi) karena saling kontradiktif. Apabila mereka ingin menjajah bumi, atau memperingatkan kita akan suatu bahaya, apa yang mereka lakukan sangatlah tidak efektif. Sementara itu, dalam kuliah umumnya mengenai “Life in the Universe” mempertanyakan, apakah ada peluang bahwa kita akan bertemu dengan beberapa bentuk kehidupan asing (alien), sebagaimana kita menjelajahi galaksi. Jika argument tentang skala waktu munculnya kehidupan di bumi ini benar, maka di sana seharusnya juga banyak bintang lain, yang memiliki kehidupan di planet-planetnya. Beberapa dari system bintang ini telah terbentuk 5 miliar tahun sebelum bumi. Maka mengapa galaksi ini tidak secara perlahan dengan sendirinya mendesain bentuk kehidupan secara mekanis ataupun biologis? Tidakkah bumi ini telah dikunjungi, dan bahkan telah dikoloni. Saya mengabaikan usulan bahwa UFO itu berisikan makhluk hidup dari luar angkasa. Saya piker beberapa kunjungan alien, akan nampak lebih nyata, dan mungkin juga, lebih tidak menyenangkan.



(salinan dari majalah "info ufo" majalah ufo indonesia nomor 3 tahun 1 )

The Fingerprints of God (1)

Dimulai dari planet Bumi: sebuah wahana yang ditumpangi oleh bermiliar manusia. Kecerdasan spiritual manusialah yang akan memberi makna perjalanan di alam semesta ini; perjalanan antargenerasi selama bermiliar tahun tanpa tujuan akhir yang diketahui pasti, yang gratis dan tak berujung, hingga waktu kehancurannya tiba.
Namun Bumi masih terlalu kecil dibandingkan Matahari, sebuah bola gas pijar raksasa, lebih dari 1.250.000 kali ukuran Bumi dan bermassa 100.000 kali lebih besar. Bumi yang tak berdaya, tertambat oleh gravitasi, terseret Matahari mengelilingi pusat Galaksi lebih dari 200 juta tahun untuk sekali edar penuh. (Lalu apa rencana secercah kehidupan kita dalam pengembaraan panjang ini? Sangat sayang bila kita tidak sempat melihat kosmos hari ini. Sangat sayang kita tidak berencana sujud dan berserah kepada Tuhan Yang Mahakuasa.)


Ya, salinan yang saya dapat di atas dari sebuah situs, yang mengulas sebuah buku karya Harun Yahya telah menambah bukti - bukti yang saya kumpulkan dan menyimpannya dalam ruang imaji saya dalam menatap alam semesta secara berbeda. Berbeda yang saya maksud disini mungkin lebih tepatnya berbeda dengan cara pandang orang awam (baca: masyarakat umum). Terkadang, maaf, sebagian masyarakat skeptis jika dihadapkan pada permasalahan yang menyangkut tentang alam semesta. Sebagai contoh, dulu, kita telah salah menilai bahwa bumi itu persegi / kubus. Sebaliknya orang - orang yang mempunyai keyakinan bebeda selalu disisihkan.
Galileo meski dengan terpaksa menarik pendapatnya terkait bentuk bumi yang bundar, namun ia tidak mengubah pandangan bahwa bumi berputar. Dengan tegas ia tetap menyatakan bahwa bumi selalu berputar. Bahwa dikatakan , bumi adalah pusat alam semesta telah menjadi iman kita selama ratusan tahun. Matahari, bulan, bintang dan benda - benda langit lainnya mempunyai garis edar sendiri dengan Bumi sebagai porosnya. Penelitian yang tepat selama beberapa tahun saja telah meruntuhkan bangunan mental kita yang kokoh itu. Ilmu pengetahuan yang tersembunyi dalam perpustakaan masyarakat yang serba rahasia itu sekarang telah banyak yang ditemukan. Abad penjelajahan angkasa luar sudah bukan lagi abad serba rahasia. Kita sekarang telah dapat mendaratkan manusia di bulan. Dengan penjelajahan mengangkasa, kita mencita-citakan untuk mencapai matahari dan bintang-bintang. Dengan itu pula kita menduga atau mengukur kedalaman “jurang-jurang” masa lampau kita.


Semoga........