The Fingerprints of God (1)

Dimulai dari planet Bumi: sebuah wahana yang ditumpangi oleh bermiliar manusia. Kecerdasan spiritual manusialah yang akan memberi makna perjalanan di alam semesta ini; perjalanan antargenerasi selama bermiliar tahun tanpa tujuan akhir yang diketahui pasti, yang gratis dan tak berujung, hingga waktu kehancurannya tiba.
Namun Bumi masih terlalu kecil dibandingkan Matahari, sebuah bola gas pijar raksasa, lebih dari 1.250.000 kali ukuran Bumi dan bermassa 100.000 kali lebih besar. Bumi yang tak berdaya, tertambat oleh gravitasi, terseret Matahari mengelilingi pusat Galaksi lebih dari 200 juta tahun untuk sekali edar penuh. (Lalu apa rencana secercah kehidupan kita dalam pengembaraan panjang ini? Sangat sayang bila kita tidak sempat melihat kosmos hari ini. Sangat sayang kita tidak berencana sujud dan berserah kepada Tuhan Yang Mahakuasa.)


Ya, salinan yang saya dapat di atas dari sebuah situs, yang mengulas sebuah buku karya Harun Yahya telah menambah bukti - bukti yang saya kumpulkan dan menyimpannya dalam ruang imaji saya dalam menatap alam semesta secara berbeda. Berbeda yang saya maksud disini mungkin lebih tepatnya berbeda dengan cara pandang orang awam (baca: masyarakat umum). Terkadang, maaf, sebagian masyarakat skeptis jika dihadapkan pada permasalahan yang menyangkut tentang alam semesta. Sebagai contoh, dulu, kita telah salah menilai bahwa bumi itu persegi / kubus. Sebaliknya orang - orang yang mempunyai keyakinan bebeda selalu disisihkan.
Galileo meski dengan terpaksa menarik pendapatnya terkait bentuk bumi yang bundar, namun ia tidak mengubah pandangan bahwa bumi berputar. Dengan tegas ia tetap menyatakan bahwa bumi selalu berputar. Bahwa dikatakan , bumi adalah pusat alam semesta telah menjadi iman kita selama ratusan tahun. Matahari, bulan, bintang dan benda - benda langit lainnya mempunyai garis edar sendiri dengan Bumi sebagai porosnya. Penelitian yang tepat selama beberapa tahun saja telah meruntuhkan bangunan mental kita yang kokoh itu. Ilmu pengetahuan yang tersembunyi dalam perpustakaan masyarakat yang serba rahasia itu sekarang telah banyak yang ditemukan. Abad penjelajahan angkasa luar sudah bukan lagi abad serba rahasia. Kita sekarang telah dapat mendaratkan manusia di bulan. Dengan penjelajahan mengangkasa, kita mencita-citakan untuk mencapai matahari dan bintang-bintang. Dengan itu pula kita menduga atau mengukur kedalaman “jurang-jurang” masa lampau kita.


Semoga........

2 Responses
  1. Unknown Says:

    wew
    pi serius amat
    tp gpp semngat pi...
    mi bakal jd pembaca setia


  2. NIBIRU Says:

    hehehe
    iya mi... lg nyoba jd serius...
    lg belajar kok mi....